contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Jumat, 10 Desember 2010


          Rencana kita ke Malang yaitu untuk menelita apa yang telah diajarkan setiap hari dikelas ke lapangan langsung.kita dapat mengetahui apa saja tentang yang ada di sana dan kita juga dapat mengetahui tentang keadaan yang setiap hari kita tak pernah melihat sebelumnya.
          Di Malang kita bisa memperoleh ilmu yang lebih dari yang telah kita teliti dan lebih banyak tau tentang apa yang kita pelajari tiap hari di dalam kelas.Bagaimanapun juga kita harus dapat memanfaatkan momen ini dengan sebaik mungkin.Kegiatan seperti ini hanya terjadi 1 x dalam sekolah di SMA selama 3 tahun.
          Di Malang kita dapat mengunjungi berbagai tempat yang mungkin dapat menambah ilmu pengetahuan yang mungkin kita butuhkan.Seperti candi Singosari,Brawijaya.
           Sebelum berangkat saya & temen" lainya berkumpul untuk di beri ppengarahan oleh bapak ibu guru pembimbing.Tak lama kemudian Bus pun datang.Saya & temen" lainnyapun bergegas untuk menaiki Bus yang siap mengantarkan kita ke kota malang.Sebelumberangkat di dalam Bus kami semua berdo'a dan membaca solawat untuk bekal keselamatan kami semua.
            Selama di perjalana saya & temen" asyik berjoget karena saya dititipi oleh temen" untu membawa kaset CD OM SERA & OM MONATA.Setelah selesai berjoget kamipun lelah dan akhirnya tertidur lelap.

            Secara tak sadar kamipun akhirnya sampai pada tujuan yang pertama yaitu candi singosari .


            Sampai di sana, saya langsung melakukan pengamatan yang di tugaskan oleh bpk guru pembimbing. dalam pengamatan tersebut, saya dan teman" saling bekerja sama, serta bertukar pikiran untuk memperlancar tugas ini. setelah itu kami langsung menuju ke bus dan melakukan perjalanan ke kebun apel. perjalanan berlangsung selama kurang lebih 1 jam. tak berapa lama saya dan teman" lain, akhirnya sampai di tempat tersebut.
             Lalu saya dan teman" saling berebut apel untuk memperoleh apel yang lebih besar" seperti yang aku inginkan. saya juga saling lempar-melempar apel kesana-kemari sampai akhirnya bu eli marah besar terhadap semua siswa. setelah itu para siswa makan siang di bus.
             setelah perut kenyang, saya lalu pergi bersama rombongan lainnya, pergi ke Musium Brawijaya.
sampainya di sana saya di beri pengarahan oleh pemandu musium tersebut. kemudian saya memasuki musium tersebut, untuk melihat benda" peninggalan zaman pahlawan. setelah selesai mengunjungi musium brawijaya, kami langsung melakukan perjalanan pulang dan mampir ke MALANG TOWN SQUARE untuk membeli oleh" untuk di bawa pulang ke rumah sebagai hadiah untuk orang tua. selesai belanja saya lalu perjalanan pulang mampir lagi ke pasar Lawang. setelah semua berbelanja puas kami dan rombongan lainnya bergegas untuk pulang. perjalanan pulang kira" menempuh waktu kurang lebih 5 jam untuk sampai di kota tercinta yaitu kota Bojonegoro.

0
Kamis, 09 Desember 2010

SEJARAH & NASAB SUNAN BAYAT & SUNAN PANDANARAN

"Tulisan ini mencoba menjelaskan "versi" sejarah & nasab Sunan Bayat & Sunan Pandanaran yang berdasarkan penelitian penulisnya, dianggap lebih mendekati kebenaran & kevalidan"

Oleh : Habibullah Ba-Alawi Al-Husaini
Dalam Forum diskusi Group Majelis Dakwah Wali Songo
http://www.facebook.com/topic.php?topic=112&post=255&uid=120689947966448#post255

[Data Sejarah Dari catatan Al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba'alawi tahun 1979]

Data Tentang Sunan Bayat & Sunan Pandanaran :

I. Nama asli Sunan Bayat : Sayyid Maulana Muhammad Hidayatullah

Nama Lain / Gelar-gelar Sunan Bayat adalah:
1. Pangeran Mangkubumi,
2. Susuhunan Tembayat,
3. Sunan Pandanaran (II), [Kata-kata Pandanaran juga berasal dari bahasa Jawa Kawi yaitu Pandan arang = artinya kota Suci]
4. Wahyu Widayat

Beliau Hidup pada masa Kesultanan Demak dan Giri Kedathon (Pad abad ke-16 M, di era Kesultanan Demak tersebut, Jabatan penasehat Sultan dipegang oleh Sunan Giri, Dan Sunan Giri mendirikan Kerajaan di daerah Giri Gresik dengan nama Giri Kedathon dan merupakan Kerajaan bagian dari kesultanan Demak)

Makam beliau terletak di perbukitan ("Gunung Jabalkat" berasal dari kata Jabal Katt artinya Gunung yang tinggi dan jauh ) di wilayah Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah dan masih ramai diziarahi orang hingga sekarang.


II. Ayah Sunan Bayat atau Sunan tembayat adalah Sayyid Abdul Qadir yang lahir di Pasai, putra Maulana Ishaq. Beliau diangkat dengan arahan Sunan Giri yang merupakan saudara seayahnya untuk Menjadi Bupati Semarang yang pertama, dan bergelan Sunan Pandan arang.

Beliau lantas berkedudukan di Pragota, yang sekarang adalah tempat bernama Bergota di kelurahan Randusari, Semarang Selatan. Dahulu Pragota berada sangat dekat dengan pantai, karena wilayah Kota Lama Semarang merupakan daratan baru yang terbentuk karena endapan dan proses pengangkatan kerak bumi. Tanah Semarang diberikan kepada Pandan Arang oleh Sultan Demak. Beliau wafat di Kelurahan Mugassari Semarang Selatan.



Jadi Sayyid Abdul Qadir adalah Sunan Pandan arang, jabatannya Bupati Semarang, Gelarnya adalah Maulana Islam, lahir di Pasai, wafat di Semarang.

Gelar-gelar Sayyid Abdul Qadir bin Maulana Ishaq :
1. Ki Ageng Pandan Arang, bupati pertama Semarang.
2. Sunan Pandanaran 1
3. Maulana Islam
4. Sunan Semarang

III. Ibu Sunan Bayat atau istri Sunan Pandanaran I bernama Syarifah Pasai adik Pati Unus @ Raden Abdul Qadir (Mantu Raden Patah Demak) putra Raden Muhammad Yunus dari Jepara putra seorang Muballigh pendatang dari Parsi yang dikenal dengan sebutan Syekh Khaliqul Idrus @ Abdul Khaliq Al Idrus bin Syekh Muhammad Al Alsiy (wafat di Parsi) bin Syekh Abdul Muhyi Al Khayri (wafat di Palestina) bin Syekh Muhammad Akbar Al-Ansari (wafat di Madina) bin Syekh Abdul Wahhab (wafat di Mekkah) bin Syekh Yusuf Al Mukhrowi (wafat di Parsi) bin Imam Besar Hadramawt Syekh Muhammad Al Faqih Al Muqaddam.


IV. Nasab Sunan Bayat & Sunan Pandanaran I :

Ada berbagai versi yang beredar ttg Nasab Sunan Pandanaran, sebagian besar babad menyatakan bahwa ia adalah putra dari Pati Unus @ Panembahan Sabrang Lor (sultan kedua Kesultanan Demak) yang menolak tahta karena lebih suka memilih mendalami spiritualitas. Posisi sultan ketiga Demak kemudian diberikan kepada pamannya. Pendapat lain menyatakan bahwa ia adalah saudagar asing, mungkin dari Arab, Persia, atau Turki, yang meminta izin sultan Demak untuk berdagang dan menyebarkan Islam di daerah Pragota. Izin diberikan baginya di daerah sebelah barat Demak. Cerita lain bahkan menyebutkan ia adalah putra dari Brawijaya V, raja Majapahit terakhir, meskipun tidak ada bukti tertulis apa pun mengenainya.

Berbagai versi di atas tidak dapat dipertanggung jawabkan dan perlu diluruskan. Versi Pertama muncul karena Ki Ageng Pandan Arang memiliki hubungan dekat dengan Pati Unus. Hubungan Ki Ageng pandan Arang atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran dengan Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor) menurut Habib Bahruddin adalah hubungan anak angkat dengan ayah angkat.

Pati Unus mengangkat Sunan Pandanaran sebagai anak angkatnya. Karena Syarifah Pasai adalah adik kandung Pati Unus.

Pendapat kedua muncul karena Sunan Pandanaran nampak seperti orang asing karena memang memiki darah Arab, sbgmn akan kita lihat dalam data di bawah; namun kisahnya sbg saudagar tidak tepat, lantas pendapat ketiga merupakan kebiasaan mitos setempat melegitimasikan kekuasaan akan suatu daerah karena dianggap sebagai turunan Penguasa Jawa sebelumnya yakni dari Majapahit, riwayat ini amat lemah karena tidak ada bukti tertulis apa pun mengenainya.

Riwayat dari catatan habib Bahruddin ba'alawi, tahun 1979, telah menggugurkan hikayat atau babad yang menceritakan bahwa Ki Ageng pandanaran adalah anak kandung Pati Unus dan versi-versi lainnya

Nasab Sunan Pandanaran & Sunan Bayat :
1. Nabi Muhammad
2. Sayyidah Fathimah Az-Zahra
3. Al-Husain
4. Ali Zainal Abidin
5. Muhammad Al-Baqir
6. Ja’far Shadiq
7. Ali Al-Uraidhi
8. Muhammad
9. Isa
10. Ahmad Al-Muhajir
11. Ubaidillah
12. Alwi
13. Muhammad
14. Alwi
15. Ali Khali’ Qasam
16. Muhammad Shahib Mirbath
17. Alwi Ammil Faqih
18. Abdul Malik Azmatkhan
19. Abdillah
20. Ahmad Jalaluddin
21. Jamaluddin Al-Husain
22. Ibrahim Zainuddin Al-Akbar
23. Maulana Ishak
24. Maulana Islam @Ki Ageng Pandanaran @Sunan Pandanaran @Sayyid Abdul Qadir @Sunan Semarang
25. Sunan Bayat @ Sunan Tembayat @ Sunan Pandanaran II

Sunan Kalijaga

Hutan Jatiwangi, pada suatu masa. Di rindang lebat pepohonan jati di kawasan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, itu dua lelaki berbeda umur tegak berhadapan. Yang satu pemuda berpakaian serba hitam. Di depannya seorang pria lebih tua, dibalut busana serba putih. Sebatang tongkat menyangga tubuhnya.
Pemuda berbaju hitam itu bernama Lokajaya, berandal yang gemar membegal pejalan yang melewati hutan Jatiwangi. Ia silau oleh kemilau kuning keemasan gagang tongkat yang dibawa pria berjubah putih. Siapa pun orang berjubah putih itu, layaklah ia menjadi mangsa Lokajaya. Dan ketika tongkat itu direbut, orang tua tadi sama sekali tak berlawan.
Ia tersungkur di tanah, kehilangan keseimbangan. Tongkat berkepala emas itu berpindah tangan. Bangkit dari jatuhnya, orang tua itu memberi nasihat, dengan tutur kata lembut. Nasihat inilah yang mengubah jalan hidup Lokajaya. Ia menjadi murid orang tua itu –yang tiada lain daripada Sunan Bonang. Lokajaya sendiri kemudian dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Begitulah legenda Sunan Kalijaga mengalir, dalam berbagai versi. Jalan hidup sunan yang satu ini tercantum dalam berbagai naskah kuno, babad, serat, hikayat, atau hanya cerita tutur turun-temurun. Mudah dipahami kalau muatannya berbeda-beda. Begitu pula halnya dengan asal-usul Sunan Kalijaga.
Menurut Babad Tanah Jawi, Sunan Kalijaga adalah putra Wilwatikta, Adipati Tuban. Nama aslinya Raden Said, atau Raden Sahid. Menurut babad dan serat, Sunan Kalijaga juga disebut Syekh Malaya, Raden Abdurrahman, dan Pangeran Tuban. Gelar ”Kalijaga” sendiri punya banyak tafsir.
Ada yang menyatakan, asalnya dari kata jaga (menjaga) dan kali (sungai). Versi ini didasarkan pada penantian Lokajaya akan kedatangan Sunan Bonang selama tiga tahun, di tepi sungai. Ada juga yang menulis, kata itu berasal dari nama sebuah desa di Cirebon, tempat Sunan Kalijaga pernah berdakwah.
Kelahiran Sunan Kalijaga pun menyimpan misteri. Ia diperkirakan lahir pada 1430-an, dihitung dari tahun pernikahan Kalijaga dengan putri Sunan Ampel. Ketika itu Sunan Kalijaga diperkirakan berusia 20-an tahun. Sunan Ampel, yang diyakini lahir pada 1401, ketika menikahkan putrinya dengan Sunan Kalijaga, berusia 50-an tahun.
Sunan Kalijaga dilukiskan hidup dalam empat era pemerintahan. Yakni masa Majapahit (sebelum 1478), Kesultanan Demak (1481-1546), Kesultanan Pajang (1546-1568), dan awal pemerintahan Mataram (1580-an). Begitulah yang dinukilkan Babad Tanah Jawi, yang memerikan kedatangan Sunan Kalijaga ke kediaman Panembahan Senopati di Mataram.
Tak lama setelah itu, Sunan Kalijaga wafat. Jika kisah itu benar, Sunan Kalijaga hidup selama sekitar 150-an tahun! Tapi, lepas dari berbagai versi itu, kisah Sunan Kalijaga memang tak pernah padam di kalangan masyarakat pesisir utara Jawa Tengah, hingga Cirebon. Terutama caranya berdakwah, yang dianggap berbeda dengan metode para wali yang lain.
Ia memadukan dakwah dengan seni budaya yang mengakar di masyarakat. Misalnya lewat wayang, gamelan, tembang, ukir, dan batik, yang sangat populer pada masa itu. Babad dan serat mencatat Sunan Kalijaga sebagai penggubah beberapa tembang, di antaranya Dandanggula Semarangan –paduan melodi Arab dan Jawa.
Tembang lainnya adalah Ilir-Ilir, meski ada yang menyebutnya karya Sunan Bonang. Lariknya punya tafsir yang sarat dengan dakwah. Misalnya tak ijo royo-royo dak sengguh penganten anyar. Ungkapan ijo royo-royo bermakna hijau, lambang Islam. Sedangkan Islam, sebagai agama baru, diamsalkan penganten anyar, alias pengantin baru.
Peninggalan Sunan Kalijaga lainnya adalah gamelan, yang diberi nama Kanjeng Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu. Gamelan itu kini disimpan di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, seiring dengan berpindahnya kekuasan Islam ke Mataram. Pasangan gamelan itu kini dikenal sebagai gamelan Sekaten.
Karya Sunan Kalijaga yang juga menonjol adalah wayang kulit. Ahli sejarah mencatat, wayang yang digemari masyarakat sebelum kehadiran Sunan Kalijaga adalah wayang beber. Wayang jenis ini sebatas kertas yang bergambar kisah pewayangan. Sunan Kalijaga diyakini sebagai penggubah wayang kulit.
Tiap tokoh wayang dibuat gambarnya dan disungging di atas kulit lembu. Bentuknya berkembang dan disempurnakan pada era kejayaan Kerajaan Demak, 1480-an. Cerita dari mulut ke mulut menyebut, Kalijaga juga piawai mendalang. Di wilayah Pajajaran, Sunan Kalijaga lebih dikenal sebagai Ki Dalang Sida Brangti.
Bila sedang mendalang di kawasan Tegal, Sunan Kalijaga bersalin nama menjadi Ki Dalang Bengkok. Ketika mendalang itulah Sunan Kalijaga menyisipkan dakwahnya. Lakon yang dimainkan tak lagi bersumber dari kisah Ramayana dan Mahabarata. Sunan Kalijaga mengangkat kisah-kisah carangan.
Beberapa di antara yang terkenal adalah lakon Dewa Ruci, Jimat Kalimasada, dan Petruk Dadi Ratu. Dewa Ruci ditafsirkan sebagai kisah Nabi Khidir. Sedangkan Jimat Kalimasada tak lain perlambang dari kalimat syahadat. Bahkan kebiasan kenduri pun jadi sarana syiarnya.
Sunan Kalijaga mengganti puja-puji dalam sesaji itu dengan doa dan bacaan dari kitab suci Al-Quran. Di awal syiarnya, Kalijaga selalu berkeliling ke pelosok desa. Menurut catatan Prof. Husein Jayadiningrat, Kalijaga berdakwah hingga ke Palembang, Sumatera Selatan, setelah dibaiat sebagai murid Sunan Bonang.
Di Palembang, ia sempat berguru pada Syekh Sutabaris. Cuma, keberadaan Sunan Kalijaga di ”bumi Sriwijaya” itu tidak meninggalkan catatan tertulis. Hanya disebut dalam Babad Cerbon, Sunan Kalijaga tiba di kawasan Cirebon setelah berdakwah dari Palembang. Konon, Kalijaga ingin menyusul Sunan Bonang, yang pergi ke Mekkah.
Tapi, oleh Syekh Maulana Magribi, Kalijaga diperintahkan balik ke Jawa. Babad Cerbon menulis, Sunan Kalijaga menetap beberapa tahun di Cirebon, persisnya di Desa Kalijaga, sekitar 2,5 kilometer arah selatan kota. Pada awal kedatangannya, Kalijaga menyamar dan bekerja sebagai pembersih masjid Keraton Kasepuhan.
Di sinilah Sunan Kalijaga bertemu dengan Sunan Gunung Jati. Kisah pertemuannya rada-rada aneh. Sunan Gunung Jati sengaja menguji Kalijaga dengan sebongkah emas. Emas itu ditaruh di padasan, tempat orang mengambil wudu. Kalijaga sendiri tak kaget mengingat ajaran Sunan Ampel, ”ojo gumunan lan kagetan” (jangan mudah heran dan terkejut).
Ia ”menyulap” emas menjadi batu bata, dan menjadikannya tempat menaruh bakiak bagi orang yang berwudu. Giliran Sunan Gunung Jati yang takjub. Ia pun ”menganugerahkan” adiknya, Siti Zaenah, untuk diperistri Sunan Kalijaga. Hanya beberapa tahun Sunan Kalijaga dikisahkan menetap di Cirebon.
Dakwahnya berlanjut ke arah timur, lewat pesisir utara sampai ke Kadilangu, Demak. Di sinilah diyakini Sunan Kalijaga menetap lama hingga akhir hayatnya. Kadilangu merupakan tempat Sunan Kalijaga membina kehidupan rumah tangga. Istri yang disebut-sebut hanyalah Dewi Sarah, putri Maulana Ishak.
Pernikahan dengan Dewi Sarah itu membuahkan tiga anak, satu di antaranya Raden Umar Said, yang kelak bergelar Sunan Muria. Sunan Muria dan Sunan Kudus tergolong satu aliran dalam berdakwah dengan Sunan Kalijaga. Metode dakwah aliran Kalijaga itu amat keras ditentang Sunan Ampel, mertuanya, dan Sunan Drajat, kakak iparnya.
Hingga kini para pengikut ajaran Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Kudus dikenal dengan sebutan kelompok ”Islam abangan”. Julukan ini hingga kini melekat pada masyarakat di sepanjang pesisir utara, dari Demak, Semarang, Tegal, hingga Cirebon. Selain dakwah dengan kontak budaya, kisah spektakuler lainnya adalah pendirian Masjid Agung Demak.
Babad Demak menyebutkan, masjid itu berdiri pada 1477, berdasarkan candrasengkala ”Lawang Trus Gunaning Janma” –bermakna angka 1399 tahun Saka. Kisah pendirian Masjid Agung Demak sendiri banyak bercampur dengan dongeng. Masih belum jelas, benarkah?

sumber: http://sunatullah.com/wali-songo/sunan-kalijaga.html

0
Rabu, 01 Desember 2010

Di kisahkan oleh zaman Rosululloh saw ada seorang raja kafir namanya habib bin malik .
ia termasuk seorang raja yang masyur dari raja raja jahiliah. ia memerintahkan negri syam.
orang orang menyebutnya Raihanatu kurais.
pada suatu saat abu jahal kirim surat kepada nya yang isinya menceritakan tentang nabi muhammad saw
yang menyebarkan agama baru yang bertentangan dengan agama nenek moyang masyarakat mekkah.
setelah surat yang di kirim oleh abu jahal ini sampai kepada habib.
ia sangat tertarik dan ingin melihat sendiri. kemudian pada hari yang sudah
kemudian pada hari yang di tentukan, berangkatlah habib ke kota mekkah yang di sertai 10.000 pasukan berkuda
Habib bin malik kemudian duduk di sisi kanan abu jahal, seraya bertanya tentang ke adaan Muhammad ? mendengar
pertanyaan tersebut abu jahal berkata" Mengenai pribadi Muhammad sebaik nya sang raja bertanya langsung kepada bani hasim
" sang raja selanjutnya bertanya kebani hasyim " bagai mana menurut kalian tentang Muhammad ini ? "mereka menjawab
" kami mengetahi masa kecil Muhammad adalah sebagai anak yang bisa di percaya, jujur perkataannya
ketika ia mencapai umur 40th ia berani mencaci kepada tuhan kami dengan menampakan agamanya ,
yaiutu agama selain dari warisan nenek moyang kita.
setelah mendengar keterangan bani hasyim itu habib berkata" sekarang datangkan muhammad kesini
pakailah cara yang sopan, jika dia tidak mau datang kesini maka paksalah dia."

sebelum berangkat ketempat habib abu bakar berada di sisi kanan Rosulloh.

Habib kemudian mengangkat seraya berkata Rosululloh "wahai muhammad engkau telah mengetahui
bahwa setiap nabi memiliki mu'zizat maka mu'jizat apa yg engkau miliki setelah mendapat pertanyaan
demikian , beliau balik bertanya mu'jizat apa yang kau kehendaki "mendengar tantangan Rosululloh saw
tersebut habib berkata " aku ingin kau menenggelamkan matahari sekaligus munculkan bulan.
setelah bulan muncul kebumi turunkanlah bulan ke bumi belah lan bulan menjadi dua di atas kepalamu
kemudian masukan kedua bulan itu ke lengan baju mu. lalu keluarkan lah keduanya satu bagian
dari lengan baju mu yang kanan satu bagian lagi dari lengan baju mu yang kiri. sesudah kedua
belahan bulan itu keluar kemudian satukan keduanya di atas kepalamu.sebagaimana bentuk semula.bulan tadi selanjut nya berkata
dengan bereaksi " bahwa Engksu adalah seorang Rosul " setelah itu kembalikan dia ke atas langin
seperti ke adaan semula yaitu bulan yang bersinar jikamu bisa melakukan hal itu maka aku
beriman kepada mu.
kemudian Nabi Muhammad saw keluar naik ke gunung Abi Qubais, disana beliau shalat dua rakaat
lalu bembentangkan kedua tangannya seraya berdoa ke pada tuhan. tidak begitu lama turun jibril
dengan membawa 12000 malaikat. ke datangan jibril ini tidak di ketahui oleh seorang pun kecuali
oleh Rosululloh saw.jibril berkata " Wahai Rosululloh sesungguhnya alloh telah memmbacakan salam
kepadamu, ia berfirman " Wahai kekasih ku engkau jangan kawatir dan takut sesungguhnya aku senantiasa
bersamamu kemana saja kamu berada sekarang pregilah kau kehadapan mereka aku akan menunjukan hujjah
tentang ke rosulanmu kemudian Rosululloh turun gunung Abi Qubaisy, maka makin bertambah bersinar wajah Rosululoh.
pada saat itu mata hari hampir terbenam maka Rosululloh mempercepat terbenamnya matahari
sehingga suasan menjadi gelap gulita, kemudian beliau memunculkan bulan yang bersinar terang
dan menurunkannya kebumi, kemudian bulan tersebut di belah menjadi dua oleh Rosululloh, dan di masukan ke lengan baju nya
dan setelah keluar di bagian sebelah kanan dn kiri maka Rosululloh menyatukan kembali seperti semula sebagai mana bentuk semula
selanjutnya bulan kembali ke atas kejadian tersebut sangat mencengahkan tidak masuk akal.
ternyata habib belum merasa puas dengan senua itu . dia ada permintaan lagi sebelum dia berkata
Rosululloh mengucap "kau punya seorang putri bukan yang buntung " sekarang alloh telah mengembalikan
anggota putrimu.

denngan kejadian itu habib sadar dan menyuruh seluruh penduduk mekah mempercayai tiada tuhan selain Alloh.

Diberdayakan oleh Blogger.

Links

Followers